Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

Untitled

Aku pernah begitu bersyukur dan bahagia bisa mengenal seseorang yang dari padanya aku menemukan karakter yang selama ini aku cari. Daripadanya aku menemukan sebuah jawaban dari sebuah pertanyaan yang selama ini aku tanyakan kepada diri sendiri tentang "apa yang kamu cari dalam hidup ini" Aku tidak hanya mencintainya, tapi aku ingin tumbuh bersamanya. Aku ingin merasakan bahagia bersama dengannya. Aku ingin kita bisa sama sama mengucap syukur karena dari pertemuan ini kita bisa saling kenal dan saling menemukan tujuan hidup yang selama ini kita cari. Tapi, itu semua hanya bagian dari cerita fiksi. Sebuah ekspektasi. Tidak akan pernah bisa menjadi sebuah realita. Yang aku dapatkan ternyata bukanlah sebuah pencapaian namun hanya pelajaran. Yang membuatku ingin tumbuh bersamanya adalah karena dia adalah wanita yang tangguh. Dia mampu menutupi segala lelahnya dengan tetap menjadi berkat bagi lingkungan sekitarnya. Diapun tahu bagaimana mengontrol emosi dengan tidak melukai perasaa

Ketetapan Semesta

Jika semua berjalan tak sesuai rencanamu, Itu berarti ada hal lain yang telah disiapkan oleh semesta terhadapmu. Bukan tentang apa yang kamu mau, tapi tentang apa yang lebih kamu butuhkan kelak. Percaya saja, semua sudah tertuliskan di dalam cerita kehidupan. Jalani saja peranmu, lakukan saja kebaikan. Jika gagal, itu bukan salahmu dan jangan terlalu dibawa perasaan dan pikiran. Sesuatu yang tertanam baik, akan berbuah dengan baik. Ini semua hanya masalah waktu. Belum tentu apa yang kau pikirkan baik, akan berdampak baik bagi kehidupanmu mendatang. Apalagi jika itu melibatkan banyak peran. Adakalanya air mata kesedihanmu yang sekarang akan berbuah rasa syukur di kemudian hari. Janganlah takut dengan penolakan, karena setiap manusia yang menginginkan penerimaan akan berhadapan juga dengan penolakan.  Penolakan tidak membuatmu mati.  Penolakan hanya membuatmu belajar bahwa kehidupan memang seperti ini. Masih banyak hal yang perlu disyukuri. Jika memang sesuatu sudah disiapkan untukmu, ma

Self Healing

 Ternyata patah hati tidak separah yang dibayangkan.  2 bulan lalu, sebelum tulisan ini di buat. Tepatnya bulan Maret, saya benar benar bersyukur atas apa yang boleh saya terima di dalam hidup saya.  Tuhan mengirimkan seseorang yang selama ini saya cari, meskipun usianya terpaut cukup jauh dengan saya. Setidaknya ketika bersamanya, saya bisa merencanakan sesuatu yang lebih besar di kemudian hari. Tentu untuk hidup bersama dengannya. Namun, ketika memasuki bulan April, saya tidak menyangka bahwa itu adalah kali terakhir saya mengenggam tanganya. Itu adalah kali terakhir saya mencium keningnya. Saya tidak mengira secepat itu hal baik bisa berlalu. Tepat sepanjang bulan April, kita sudah tidak bisa saling berkomunikasi. Entah, salah saya ada di mana. Tuhan mengambil dia dari saya. Apa yang sudah saya rencanakan, ternyata itu tidak disetujui olehNya.  Sepanjang bulan April saya habiskan untuk kecewa dan menyiksa diri saya sendiri.  "Mengapa Tuhan selalu tidak bisa melihat saya bahagia