Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

ALLAH MAHA PENCEMBURU

Sebuah monolog sederhana yang aku ucapkan dikala tak ada lagi telinga yang mau mendengar rententan kata-kata yang kuucap. Setidaknya aku masih tahu cara untuk berbicara dengan diri sendiri. Capek ya? Berkali kali jatuh kelubang yang sama. Ya, capek juga sih. Padahal tujuannya udah dirangkai sedemikian rupa, sehingga aku bisa bersamanya nanti. Kecewa gak? Udah merangkai rencana, tapi ujung ujungnya gagal lagi. Ya, kecewa sih. Bahkan sekarang sampai tulisan ini dibuat, aku sudah gak mau main main lagi sama perasaan. Trauma? atau...mau nunggu dia kembali? Trauma sih iya, kalo nunggu dia....entahlah. Gelap. Aku ga bisa ngeliat dia ada di masa depanku atau enggak. Kenapa ya tiap kali udah serius sama satu hati, bahkan udah komitmen tapi ujung ujungnya selalu gagal. Ya, mungkin karena ada sosok yang ga mau ngeliat kamu jatuh cinta berlebih. Siapa? Emang ada ya yang kayak gitu? Ya ada lah. Tuhan. Allah. Dia Maha Pencemburu. Ga mau ngeliat hambaNya jatuh cinta kepada segala sesuatu selain DIA

Belum Ada Judul

A dalah waktu yang menjadikan semuanya mungkin, N yata, begitu komitmen terucap untuk meyakikanmu. Y ang aku tahu, jari jemari kita pernah saling bergenggaman begitu indah. A ku berharap kamu tidak hanya sekedar singgah. A wal selalu bermula indah, G ejolak hatipun mengerti bahwa hadirmu menjadi penyembuh lukaku di masa lalu. R angkaian doa selalu aku panjatkan kepada sang pemberi kehidupan. I ndah ini tak mau aku akhiri sendiri,  P adamu aku tahu kemana aku harus pulang ketika lelahku ada. H arapan dan komitmen sudah kutulis dalam buku masa depanku dengan namamu di dalamnya. I ndah memang yang pernah tertulis, N amun aku kembali ditampar dengan realita. A khir dari cerita ini adalah aku kembali belajar tentang 'mengikhlaskan dalam diam'  

untitled

 "ikhlas"   sempat terucap akan sebuah janji, untuk sebuah nama yang masih ada dalam sanubari, 'aku tidak akan pergi' karena aku sudah menemukan apa yang selama ini aku cari   aku pernah kagum akan hadirnya senja. senja yang nyata dan selalu aku tunggu. namun, sejak saat itu.... cara pandangku terhadap senja tidak lagi sama. senja hanya singgah untuk sementara, memanjakan mata, memukau jiwa. ketika aku tahu bahwa senja begitu indah, dia pergi. hilang. dan senja itu kamu...   aku tahu semesta mempertemukan kita pasti dengan sebuah alasan, dan aku tahu ketika semesta tidak lagi mengijinkan kita untuk bertemu, itu juga dengan sebuah alasan. untuk kebaikanmu, untuk bahagiamu, kini aku belajar dan mendalami satu pelajaran penting yaitu "IKHLAS" - For Anya Agriphina Surabaya, 12 April 2021  semoga bahagiamu selalu sejalan dengan kehendak semesta. Rgds, Thom L.