Untitled
“Hanya melalui tulisan aku bisa bebas tertawa,Hanya melalui tulisan aku bisa bebas berteriak,Hanya melalu tulisan aku bisa bebas bersuara,Dan hanya melalui tulisan,kesendirianku seolah-olah hilang.”
Jumat,18 April 2014.
Aku,sama seperti remaja-remaja
yang lain. Aku,sama seperti cowok-cowok yang lain. Aku masih suka bercanda. Aku
masih ingat cara membagi tawa. Aku masih tau benar cara menghapus air mata. Aku
ingin menjadi pembawa bahagia. Bukan hanya sebagai sumber bencana,tapi aku ingin
menjadi alasan mengapa orang lain tertawa. Tidak hanya kamu. Tidak hanya dia. Tetapi
kalian semua!
Kesendirianku sudah tidak berarti
lagi jika ada kalian,teman-temanku yang selalu tau bagaimana membuatku
tersenyum. Kalian teman-temanku tau betul bagaimana cara mengajariku untuk
mensyukuri hidup. Kalian,harta yang paling berharga yang aku punya saat ini.
Kalian,harta yang tak akan pernah habis dan tak akan pernah lekang oleh waktu.
Namun,aku salah! Aku salah
menilai kalian seperti itu. Mungkin aku terlalu berfikir buruk tentang
kalian,sehingga aku membiarkan waktu menarik kalian pergi dariku. Atau mungkin
kalian yang berfikir,aku hanya melakukan simbiosis parasitisme?
Ini bukan tentang cerita yang
perlu dikenang. Sekarang aku hanya ingin berteriak sekencang-kencangnya. Meneriakkan
kata “Kehidupan.” Aku lelah untuk terus berlali mengejar yang tak pasti. Aku
lelah untuk terus mencari dan menggali. Aku ingin terdiam sementara. Aku ingin
menidurkan badanku di lantai harapan atas ketidakpastian dan berharap aku
terbangun dengan jiwaku yang baru.
Aku sudah mulai membiasakan
berjalan seorang diri saja sambil menyaksikan kalian,teman-temanku tertawa
bahagia. Iya,bahagia! Aku juga pasti bahagia melihat kalian semua bahagia. Tapi
gak perlu munafik,aku sebenarnya ingin menjadi bagian dari kebahagiaan kalian. Entah
itu menjadi alasan kalian tertawa atau hanya sekedar mengikuti kalian tertawa.
Sekarang giliran waktu yang
menertawaiku. Waktu menertawaiku kesendirianku. Waktu menertawai suaraku yang
tak pernah didengar lagi. Waktu menertawai semua hal-hal bodoh yang kulakukan
sendiri. SENDIRI!
Terkadang di saat aku terdiam
seorang diri,aku membayangkan jika aku
tidak punya perasaan. Mungkin aku tidak akan pernah mengalami sesuatu yang
disebut emosi. Hanya sebagai raga yang tak memiliki jiwa. Sekarang yang bisa
aku lakukan hanyalah cuek. Hanya bersikap SEOLAH-OLAH tidak peduli dengan apa
yang telah terjadi. Seolah-olah merupakan suatu hal yang bersfat terpaksa.
Memang benar,aku terpaksa
melakukan semua ini karena aku sudah lelah dengan yang namanya kehidupan. Aku sudah
lelah dengan yang namanya harapan. Apa yang selalu aku harapkan pasti tidak
pernah sesuai dengan kenyataan. Bukan berarti aku kurang mensyukuri
hidup,melainkan aku menilai hidupku penuh dengan ketidak beruntungan. Orang
lain berkata,”It’s just a bad day,not bad life.” Buatku tidak hanya hari-hariku
yang buruk tapi hidupku yang buruk.
Mungkin kalian yang membaca
tulisanku berfikir aku manusia yang berfikiran dangkal. Aku manusia yang
pesimis. Aku manusia yang tidak bisa berfikiran maju. Jika kalian berfikiran
seperti itu,kalian BENAR!
Aku tau aku terlalu naif. Aku tau
aku manusia yang lemah,yang gak bisa mengandalkan Tuhan dalam setiap
permasalahan. Tapi apa kalian pernah berada di posisi dimana kalian seperti
tidak punya harapan lagi? Apa kalian pernah mengalamai putus asa yang besar
hingga kalian hanya bisa cuek dan pasrah atas hidup anda sendiri. Jika kalian
belum pernah,mungkin kalian yang terlalu bodoh! Bodoh karena tetap berharap
pada kenyataan yang tidak pasti.
Komentar
Posting Komentar