KESEMPURNAAN CINTA


Bermula dari kehidupan remajaku di bangku Kuliah. Kira-kira 3 tahun yang lalu,aku pindah dari kota yang sederhana menuju salah satu kota yang disebut kota pendidikan. Suasana yang berbeda dari tempat asalku,di sini lebih sejuk,penduduknya lebih ramah,dan makanannya yang selalu bikin aku kangen dengan kota ini..ya,kota Yogyakarta. Sebelumnya perkenalkan namaku Andrew. Aku remaja berusia 22 tahun,aku mahasiswa jurusan ekonomi,dan berasal dari keluarga sederhana. Begitu aku pindah ke kota yang lebih besar dari kota asalku tentu aku merasa terkesan. Dan kehidupan barukupun dimulai bersamaan dengan aku yang mulai masuk kampus yang baru. Kini aku kuliah disalah satu kampus swasta di kota Yogyakarta. Saat aku pertama kali masuk ke dalam kampus kulihat seorang petugas keamanan yang dengan ramahnya menyapaku. Akupun menjelaskan bahwa aku mahasiswa baru disana. Diapun menyuruhku untuk menunggu sebentar diruang tamu. Sungguh pilihan yang tepat aku pindah ke kampus ini,karna kini tepat di depanku aku bisa melihat bukti nyata tentang segudang prestasi yang dimilik kampus ini.

Lalu kulihat satpam tadi yang membawaku kemari menghampiriku tapi kali ini ia bersama salah seorang bagian kesiswaan kampus. Setelah menjelaskan panjang lebar petugas tersebutpun membawaku kedalam ruang kelas. Dan saat kumulai masuk suasanupun berubah menjadi hening dan puluhan pasang matapun melihat kearahku. Akupun masuk dan mulai memperkenalkan diriku pada teman-teman baruku dan dosen pengajar. Setelaah selesai sang dosenpun mempersilahkan aku untuk duduk. Saat itu hanya ada satu bangku kosong yang tersisa di bagian belakang kelas. Sang dosen kembali melanjutkan pelajran tetapi masih ada juga mahasiswa lain yang tetap memandangku. Dengan polosnya kukeluarkan buku tulisku dan pura-pura mencatat. Setelah jam kuliah selesai banyak mahasiswa menghampiriku. Mereka mengajakku berkenalan lebih lanjut lagi. Akupun senang dengan keramahan mereka,bahkan ada yang mengajakku untuk menginap dirumahnya. Namun,tawaran tersebut ku tolak lantaran aku yang masih malu-malu. Merekapun mengajakku ke kantin fakultas. Kini aku melihat kebersihan dan keasrian kampus yang masih terjaga dengan baik. Mulai dari tembok kelas,taman-taman kampus,sampai meja di kantinpun masih terjaga kebersihannya. Sampainya aku di kantin aku melihat ada seorang mahasiswi yang duduk di depan laptopnya. Entah kenapa pada saat itu hati serta pikiranku ingin mengajakku untuk berkenalan dengan cewek tersebut. Dia manis,kulitnya putih,rambutnya sepundak serta berkaca mata. Ingin sebenarnya kutinggalkan teman-teman baruku untuk menuju ke meja cewek tersebut tapi rasanya gak enak juga sama mereka. Akhirnya setelah kami selesai makan,akupun berpamitan dengan teman-temanku dan menuju ke meja cewek tersebut,tapi gak disangka..cewek tersebut sudah mengemasi laptopnya dan akan meninggalkan kantin tersebut. Tentu ada rasa kecewa. Tapi tak disangka,aku sempat meliha t namanya di jas almamater yang dia bawa.

Sesampainya di kos,akupun tidak sabar untuk membuka laptopku dan membuka twitter. Ya,aku mulai stalking dia lewat twitter..Gak mudah untuk menstalking orang di twitter apa lagi dengan nama yang sama. Tapi akhirnya kutemukan dia ditwitter. Namanya Louisa Veronica dan akun twitternya -> @L_Veronica. Sempat aku mention dia dengan ucapan “Hai,kamu anak Universitas Harapan Bangsa juga ya?” dengan harapan dia membalas mentionku. Tapi 1 jam aku menunggu tidak juga dibalas. Sampai akupun tertidur di depan laptopku. Setelah aku bangun dan sadar bahwa aku membiarkan laptopku menyala,akupun segera mematikannya tapi sebelum itu aku melihat sebuah mention dari @L_veronica. “Ya,ini siapa?” Tentu saya senang bukan main. Akhirnya saya mulai balas-balasan mention dengan dia sampai tak terasa sudah pukul 10 malam. Dan saya dapat banyak informasi tentang dia.

Keesokan harinya aku kembali ke kampus dan tidak sabar untuk menemui Louisa. Karna semalam saya sudah berjanji untuk bertemu dia depan perpustakaan. Setelah lama menunggu akhirnya dia datang dan mulai tersenyum dan menyapaku. “Hai,kamu Andrew yang kemaren di twitter itu kan? Udah lama nunggu”   “Oh,baru aja kok. Hehehehe.” Obrolan kamipun panjang lebar hingga tak terasa sebentar lagi kami memasuki jam kuliah. Dan dia berpamitan serta meminta pin Bbku. Setelah percakapan itu kami semakin akrab.
Setelah selesai materi kuliah. Aku ingin segera cepat-cepat pulang. Kuambil mobilku di parkiran dan tanpa sadar aku juga melihat Louisa berdiri sendirian untuk menunggu angkot. Segera kukeluarkan mobilku dan berniat mengajaknya pulang bareng. Awalnya dia sempat menolak tapi setelah aku bujuk akhirnya dia mau juga. Di dalam mobil,dia seperti gugup dan gak berani berkata apa-apa. Begit juga denganku. Tapi suasana heningpun terhentikan setelah aku mulai mengajaknya makan malam. Diapun tidak menolak karna kampi berdua merasakan hal yang sama...yaitu Lapar! Kami pun berhenti disebuah rumah makan bergaya oriental. Sambil menunggu makanan kami datang saya mengobrol dengannya. Ternyata Louisa menjelaskan bahwa dirinya keturunan Belanda. Pantes saja cakep seperti itu. Hehehehe....Tanpa terasa makanan kamipun datang,dan sebelum makan aku melihat dia berdoa. Dan yang bikin aku senang ialah ternyata kami seiman. Dia katolik dan aku juga katolik. Setelah selesai makan aku segera mengantarkan dia pulang karna hari sudah semakin malam. Dan akhirnya aku dapat alamat rumahnya.

7bulan kami berkenalan dan mengenal kekurangan serta kelebihan satu sama lain. Tepat dihari ulang tahunnya aku berencana mengatakan perasaanku kepadanya. Aku masih ingat saat itu tanggal 15 november,sore hari,sekitar jam 5 sore. Teman-teman louisa mengajakku membuat surprise buatnya.  Akupun berantusias untuk membuat surprise yang beda dari yang lain dan berkesan mewah. Aku mengusulkan kepada teman-temannya dan teman-temannyapun setuju. Keesokan harinya tanggal 16 November tepat hari ulang tahunnya,Louisa datang dengan memakain gaun menuju salah satu cafe tempat aku dan teman-temannya merencanakan surprise. Kira-kira setelah mereka ngobrol akhirnya kode untuk kejutanpun diberikan padaku. Aku pun masuk ke ruangan tersebut. Aku tidak sendiri karna aku membawa band kesukaan Louisa datang di acara ulang tahunnya. Diapun senang dan aku juga melihat matanya yang sedang menangis haru. Tapi tak hanya itu saja. Kami membawa louisa ke halaman depan dan tanpa dia sangka,kembang api serta lilin berbentuk hati sudah siap di depan. Akupun mulai mendekat padanya dan menyatakan perasaanku padanya. Dan ini hari yang sangat berkesan bagiku tanggal 16 November pukul 21.00 dia tepat menjadi pacarku. Tapi aku melihat dimatanya tampak ada beban. Dan itu juga dibuktikan dengan ucapannya yang ragu-ragu. Aku tidak terlalu memikirkan hal itu. Yang terpenting ialah aku bisa menjadi cowoknya. Teman-temannyapun mengucapkan selamat pada kami berdua. Tampak mimik bahagia yang kulihat dari semua teman Louisa tapi tidak dengan Louisa sendiri. Dia tampak menyembunyikan sesuatu yang masih dirahasiakannya. Lalu aku menghampirinya dan bertanya tentang apa yang dia rasakannya. Ia hanya tersenyum dan mengungkapkan bahagianya dengan memelukku. Tapi ada yang ganjil dalam pelukan itu yang aku sendiri tidak bisa merasakannyal. Malam itu menjadi malam yang penuh tanda tanya dalam diriku. Keesokan  harinya saat aku ingin menjemput Louisa di kos-annya,aku melihat kamar kos yang tampak tidak sepi seperti biasanya. Di depan kamar kulihat ada 2 pasang sandal wanita dan sepasang sepatu pantofel. Sepertinya milik kedua orang tuanya. Aku terus melangkah maju dan tidak sengaja mendengar percakapan 2 orang dewasa dan suara Luoisa. Dugaanku ternyata benar,mereka ialah  orang tua Louisa yang datang jauh dari Jakarta. Selama mengenal Louisa aku juga mengenal ke dua orangtuanya. Namun ada yang aneh dari pembicaraan mereka. Aku mendengar bahwa orangtua Louisa mengucapkan kata Singapore. Ya,kota Singapura! Dan menyuruh Louisa untuk check-up kanker otaknya. Akupun terkejut dan tidak sengaja menjatuhkan gelas yang ada di sebelah tanganku. Aku seolah-olah menganggu pembicaraan penting itu. Suasanapun hening dan tanpa kusangka aku melihat ayahnya keluar dari kamar Louisa dan bersamaan dengan itu pula aku dipanggil dan mereka menjelaskan tentang yang selama ini disembunyikan oleh Luoisa. Keheninganpun berubah menjadi suasana haru,aku melihat Louisa serta mamanya mulai meneteskan air mata. Dan selama ini yang kulihat dari mimik seorang gadis yang kucintai  itu jelaslah sudah. Dia diam-diam menyembunyikan penyakitnya. Dia berpikir tidak ingin membebani orang lain tentang penyakitnya itu. Dan mulai detik itu aku berjanji pada diriku sendiri,pada kedua orang tua Louisa serta kepada Louisa bahwa aku akan membuat dirinya bahagia. Aku ingin membuat dia seolah-olah tidak terbebani  dengan penyakitnya.

Berminggu-minggu kulewati hari dengan Louisa. Kulihat senyum manisnya seolah-olah berbicara padaku bahwa umurnya tak lama lagi. Berkali-kali kupeluk erat tubuhnya dan ingin kukatakan jangan pernah pergi dariku. Tapi kutahu itu percuma. Yang bisa kusaksikan saat ini ialah melihat senyumannya yang sifatnya hanya sementara. Suatu malam kuingin mengajaknya makan malam. Aku menelponnya terlebih dahulu. Tapi aneh,berkali-kali aku telpon tapi tidak ada jawaban. Lalu ku hampiri ke kos-nya. Sandalnya yang biasanya ia letakkan di depan pintu kamarnya kini tidak ada lagi dan jendela serta pintu kamarnyapun tertutup rapat. Lalu aku bertanya kepada salah seorang dari penghuni kos tersebut dan jawabannya mengejutkanku. Ia berkata bahwa Louisa telah dibawa ke rumah sakit dan ia pun memberikan alamatnya padaku. Langsung aku keluar dari kosannya dan memacu mobilku untuk menuju ke alamt rumah sakit tersebut. Aku mulai panik dan berkata-kata dalam hati supaya tidak terlambat. Saat aku tiba di rumah sakit,untungnya aku belum terlambat dan kulihat kamarnyapun mulai penuh dengan saudara-saudara yang menjenguknya. Kulihat wajah mamanya yang tampak pucat dan layaknya tak ada harapan lagi. Aku juga melihat Louisa yang terbaring lemas dengan infus di tangan kirinya serta rambutnya yang mulai rontok. Aku tak dapat berkata-kata lagi. Aku mendekati mamanya dan berkata bahwa aku ingin menjaga Louisa di hari-hari terakhir ini. Akhirnya mamanyapun mengijinkan aku. Malam itu aku tampak kaku. Aku hanya duduk disebelah tempat tidur Louisa sambil memegangi tangannya. Tanpa kusadari akupun tertidur.


Keesokan harinya,tanganku tampak ada yang menggenggam erat sekali. Seolah-olah aku tak boleh lepas dari genggamannya. Dan saat kau terbangun kulihat louisa yang mulai meneteskan air mata. Bersamaan itu pula kudengar suara pintu kamar yang terbuka dan langkah kaki yang mendekat. Ternyata itu kedua orangtua Louisa. Mereka tampak sedih melihat anaknya di detik-detik terakhir. Louisa memanggil namaku dan mengatakan kalimat yang sampai detik ini aku masih mengingatnya. Sambil menahan tangis ia berkata, “Ndru,maafin aku selama ini aku sembunyiin rasa sakitku. Aku gak mau kamu serta teman-teman yang lain terbebani oleh penyakitku. Aku ingin seperti kalian yang bebas tanpa dibebani oleh penyakit” Jarikupun mulai menyentuh keningnya. Aku hanya bisa tersenyum sambil menahan airmata. Louisa kembali melanjutkan pembicaraanya. Ia mengatakan padaku tentang makna cinta. Ia berkata,

“AKU TIDAK SEMPURNA. TAPI SELAMA AKU BISA MENGENAL CINTA AKU MERASA SEMPURNA. KARENA CINTA TIDAK MENUNTUT KESEMPURNAAN TAPI CINTA MENCIPTAKAN KESEMPURNAAN”

Dan itu kata-kata terakhir yang terucap dari mulut Louisa. Setelah itu aku tak bisa melihat senyum indahnya lagi. Aku tidak bisa mendengar suaranya yang mampu memberiku semangat. Dan kamar Louisapun berubah menjadi suasana haru. Tangis histeris dari kedua orang tuanya menuntun air mataku untuk menetes. Sampai saat ini aku selalu membersihkan makamnya serta membawakannya bunga setiap  4 hari sekali. Dan sampai saat ini juga aku masih bisa melihat senyum Louisa di dalam mimpiku.

SELESAI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersyukur atas kegagalan??

ALLAH MAHA PENCEMBURU

Dongeng Sebelum Tidur