Cinta Tapi Beda

CINTA TAPI BEDA


Banyak pendapat yang bilang kalau perbedaan itu indah. Hanya dengan perbedaanlah hidup tampak lebih berwarna. Tapi apa benar kalau segala sesuatu yang berbeda menjadi satu akan lebih indah? Dan apa benar Cinta bisa menyatukan segala perbedaan?

Aku mengalami kisah ini kira-kira 2 tahun yang lalu. Saat aku bertugas ke sudut kota Bandung. Aku seorang fotografer dank arena itulah aku menikmati pekerjaanku. Namaku Joni,umurku 22 tahun dan aku keturunan Jawa tulen. Aku pindah ke kota Bandung ini baru sekitar 3 bulan,makanya aku belum tau betul suasana kota Bandung. Saat aku bekerja,biasanya aku ditemani oleh seorang asisten. Namanya Vina. Sekaligus dia bisa menjadi “penunjuk jalan” di kota Bandung ini. Saat itu aku sedang mencari objek yang bagus untuk dikirimkan ke salah satu redaksi majalah di Korea. Sesuai dengan tema “Chinesse New Year” aku langsung memutuskan untuk pergi ke salah satu kelenteng terbesar di kota Bandung. Sama seperti biasanya aku juga ditemani asistenku. Saat sampai di sana aku langsung mengeluarkan kameraku. Aku cari sudut yang pas untuk mendapatkan hasil yang bagus. Tapi entah kenapa dari sekian banyak foto,Cuma sedikit hasil yang bisa dibilang memuaskan. Aku tak berhenti sampai di situ. Aku kembali mencari objek yang sekiranya layak untuk dikirim ke suatu majalah. Dan pandanganku terhenti kepada salah seorang wanita yang hendak melakukan ibadah. Seketika aku terpana pada objek itu. Aku langsung tersenyum kepadanya. Aku hanya bisa melamun dan terdiam melihat kecantikan wanita itu. Tiba-tiba lamunanku terhenti dan aku dikagetkan karena Vina yang menepuk pundakku. Saat aku ingin mengambil gambar wanita tadi tiba-tiba dia sudah pergi entah kemana. Hari itu aku masih belum puas. Aku belum berkenalan dengan wanita itu. Aku mengajak Vina itu pergi ke kelenteng itu lagi.

Keesokan harinya, saat aku kembali ke kelenteng itu aku langsung mengajak Vina untuk masuk. Aku mencari wanita yang kemarin aku lihat. Tiba-tiba aku terhenti di depan sebuah pendopo dan disanalah aku melihat dia sedang mengajar barongsai. Iyaa,barongsai salah satu kesenian dari adat China. Dan ternyata, Vina asistenku mengatakan padaku kalo dia itu sahabatnya sewaktu di SMA. AKu pun senang sekaligus terkejut. Lalu dia memanggil namanya. “Kimmy!!” teriak Vina. Oh,ternyata namanya Kimmy. Saat dia menghampiri kami,Vina langsung mengenalkan ku dengan wanita itu. Ternyata namanya Kimmy Geovanni. Ayahnya yang punya yayasan tari barongsai di sini. Makanya dia menjadi pengawas sekaligus pelatih di kelenteng itu. Seolah-olah aku ingin mengikuti dan belajar tari barongsai itu,karna itulah salah satu cara supaya aku bisa lebih kenal dengan Kimmy. Akhirnya aku bernaikan diriku dan aku segera mendaftarkan diri. Tapi saat aku ingin mendaftarkan diri,Kimmy berkata kepadaku,
“Kamu yakin mau?”
“Iya kim,aku mau!”
“Ya sudah,isi dulu formulirnya”
Segera aku isi lengkap biodata dan persyaratan yang diminta. Dan akhirnya Kimmy langsung mengajakku untuk latihan besok. Hari itu aku senang sekali dan tentu saja berterimakasih kepada Vina yang telah mengenalkanku pada Kimmy.

Hari latihan pertamakupun tiba. Aku bisa bertemu dengan Kimmy lagi. Aku sangat bersemangat dan dengan gerakan yang masih kaku,aku mengikuti latihan itu. Kimmy dengan sabar membimbingku sampai aku bisa. Hal itulah yang membuatku semakin suka dengannya. Hari demi hari aku serius berlatih di kelenteng itu. Aku tidak peduli meskipun aku keturunan Jawa,aku ingin serius mempelajari kesenian dari suku lain. Tampaknya Kimy mulai respect denganku,itu kelihatan dari tatapan,cara berbicara,bahkan perlakuannya kepadaku. Entah mungkin karna aku yang cepat belajar atau mungkin karna charismaku yang bisa membuat dia seperti ini. Waktu itu selesai latihan,aku lelah sekali. Tapi tiba-tiba Kimmy dating,membawakanku minum serta mengelap keringat di wajahku. Saat itulah aku bisa merasakan bagaimana cinta itu sebenarnya. Aku terdiam dan mataku hanya bisa menatap kepadanya. Dan tiba-tiba,aku dikagetkan oleh suara keras yang berteriak, “KIMMY!!” Kimmypun segera menoleh ke seorang pria yang dikawal dengan beberapa bodyguard. Tampaknya itu adalah ayah Kimmy. Seketika dengan nada keras dia berbicara kepada Kimmy. “Ngapain kamu sama dia?! Pake mesra-mesraan di depan kelenteng?!” “Dia itu temen aku,pa. Dia juga anggota dari barongsai di sini.” jelas Kimmy pada papanya. Tapi dengan nada keras ayah kimmy menjawab,”Enggak! Kamu gak boleh berteman sama dia. Dia itu beda dengan kita! Ngerti kamu?!” Seketika Kimmypun terpukul dan dia bergegas pergi,sedangkan aku hanya bisa termenung dan merasakan sakit hati atas kata-kata ayahnya Kimmy tadi. Aku gak berlama-lama di sana. Bodyguard ayahnya Kimmypun menyuruhku segera pergi dari kelenteng itu.

Aku masih terdiam dan tidak begitu menyangka,seorang anak yang baik dan lembut mempunyai ayah yang begitu keras kepadanya. Hari demi hari berlalu,setelah peristiwa itu aku tidak kembali kekelenteng itu untuk latihan barongsai. Aku mulai kembali ke pekerjaan awalku yaitu fotografi. Sudah 5 hari ini aku juga tidak berhubungan dan tidak bertemu dengan Kimmy. Aku tidak tau apa dia baik-baik saja atau enggak. Kemudian terdengar suara kencang yang memanggil namaku. Aku segera menoleh ke arah datangnya usara tersebut. Ternyata itu Vina. Vina sekaligus sehabat dari Kimmy menanyakan kabar Kimmy kepadaku. Aku hanya bisa menjawab dengan suara pelan, “aku enggak tau kabar Kimmy. Papanya gak bolehin aku berteman sama Kimmy” Setelah Vina mendengar jawabku tadi,dia ingin mengajakku untuk ke rumah kimy. Tapi aku masih merasa malu,aku masih merasa minder itu bertemu dengan Kimmy.

Hari raya Imlekpun hampir tiba. Aku sempatkan diriku untuk mampir ke kelenteng,tapi di sana tidak ada satu orangpun yang berlatih barongsai,begitu juga dengan Kimmy. Aku bertanya-tanya dalam hati kemana semua orang ini? Tak berapa lama seorang bodyguard yang dulu mengusirku dari kelenteng itu datang menghampiriku. Aku gak tau apa papanya Kimmy masih dendam sama aku. Anehnya,bodyguard itu tidak memarahi atau memukuliku tapi dia menyuruhku untuk mampir ke rumahnya Kimmy. Perasaanku bercampur aduk. Kaget sekaligus takut. Akhirnya mobil yang mengantarkupun tiba di rumah Kimmy. Saat aku masuk,aku lihat Kimmy yang begitu lemas. Kemudian ayahnya menghampiriku dan dia meminta maaf atas kata-kata yang telah diucapkannya. Dia juga menyuruhku untuk kembali  latihan barongsai di kelenteng dan sekarang aku bisa melihat Kimmy kembali tersenyum. Dan saat itu juga,aku mengatakan pada papanya Kimmya kalo tentang perasaanku kepada dia. Sebenarnya aku malu dan masih tetap minder. Tapi semua itu hilang saat ayah Kimmy menjawab, “kamu yakin? Om sih boleh-boleh saja. Tapi Kimmynya mau apa enggak?” Dan dengan segera Kimmy menjawab, “Aku mau kok,pa!”

"Kadang perbedaan itu tercipta bukan untuk saling menyalahkan atau merugikan tapi untuk saling melengkapi. Kita juga punya kekurangan masing-masing tapi semua itu bisa tertutupi oleh kelebihan yang ada pada pasangan kita."

HAPPY VALENTINE DAY!! :) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersyukur atas kegagalan??

ALLAH MAHA PENCEMBURU

Dongeng Sebelum Tidur