Pengorbanan Sahabat

PENGORBANAN SAHABAT


“Sahabat sejati hadir setiap waktu,namun dunia perlahan pergi menjauh” - Franky



Awalnya aku hanya biasa saja melihat pertemanan mereka,namun semakin lama aku semakin curiga dan gak kuat untuk menahan rasa. Hal seperti itulah yang muncul dalam benakku ketika aku melihat pertemanan mereka. Namaku Victor,tahun ini aku menginjak usia 21 tahun dimana aku udah seharusnya bisa menentukan jalan pilihanku sendiri. Sebagai cowok,sudah wajar jika menyukai seorang cewek. Namanya Celly. Marcelly Claudia lengkapnya. Bagi teman-temanku,dia hanya seorang cewek biasa,namun bagiku dia adalah seorang cewek yang special. Jujur,kalo masalah wajah masih banyak yang lebih cantik dari dia,namun sikapnya itu yang membuatku semakin penasaran hingga akhirnya aku bisa menyimpan rasa dengannya. Di sisi lain,ternyata aku menyadari tidak hanya aku saja yang memiliki rasa dengannya. Salah seorang temanku juga punya rasa,bahkan kalo aku bilang dia bisa saja mendapatkan Celly. Franky,dia yang sudah aku anggap sebagai sahabat sendiri. Kalo berbicara tentang fisik dia jauh lebih putih dari aku,pakaiannya sederhana tapi sebenarnya dia sangat kaya. Mungkin bisa dibilang,dia bisa mendapatkan apa yang dia mau.

Siang itu,aku masih ingat saat aku hendak pulang dari kampus untuk keperluan mendadak. Aku dikagetkan oleh Franky yang menepuk pundakku dari belakang,

“Vic,lu mau kemana kok buru-buru?”

“Ada urusan sebentar nih gue. Lu kok belum pulang?”

“Ah,lu sok sibuk. Gue masih nunggu temen.”

“Oh,ya udah gue balik dulu. Takut telat!”

“Oke,Vic. Hati-hati!”

Langsung kumasuk kedalam mobil dan segera meninggalkan Franky. Pada awalnya aku tidak tahu dan tidak menyadari kalo Franky suka dengan Celly. Aku hanya bisa melihat pertemanan mereka biasa-biasa saja sehingga aku tidak perlu menyimpan curiga yang terlalu dalam. Akhirnya aku menuju sebuah mall yang lumayan terkenal di kota ini. Tidak heran kalo mall ini selalu penuh pengunjung baik dari dalam kota itu sendiri maupun dari luar kota. Aku langsung menuju ke sebuah toko buku dan aku bertemu dengan seseorang yang gak asing lagi buatku. Perlahan-lahan aku mendekat,ternyata benar dugaanku.

“Celly! Hai..kamu sama sapa disini?”

“Lho,Victor. Kamu disini juga? Aku bareng temen,nih!”

“Oh,kebetulan bisa ketemu. Suka baca-baca buku juga?”

“Enggak sih,aku cuma dititipin mama buat beli buku akuntansi”

“Oh,kirain mau beli novel atau komik. Hahahhaa”

“Hidiiih. Ga usa aku baca kayak gitu. Ya udah aku duluan ya. Kasian temenku nunggu di luar sendirian.”

“Oke deh Cel. Hati-hati ya”

Mungkin Celly bukan cewek yang keliatan perfect di mata orang lain,dilihat dari cara bicaranya gaya hidupnya,dia termasuk cewek yang biasa-biasa saja. Tapi saat pertama aku mengenalnya,aku nyaman tiap kalingobrol dengannya. Stylenya yang biasa-biasa saja yang membuatnya keliatan gak sombong di mata orang lain.

Rabu pagi 13 Februari,tiba-tiba aku dibangunkan oleh suara HP yang biasa aku taruh di dekat kepalaku. Aku belum begitu sadar ketika aku mengangkatnya.

“Hallo..siapa ini?”

“Pake ini siapa? Lu nggiggau bro?”

“Ha? Franky ya?”

“Ya. Lu ada acara gak hari ini? Temenin gue bisa?”

“Gak ada Frank. Temenin ke mana?”

“Temenin gua makan ya. Gue pengen cerita-cerita. Trus abis itu temenin gua cari kado ya”

“Oke,jam berapa? Dimanaa?”

“Jam 11 aja deh. Tempatnya gua Bbmin ya?”

“Okee,gua tunggu. Buru!”

Sebagai seorang sahabat aku selalu menyediakan waktu buat sahabat-sahabatku. Gak peduli apapun kondisi saat itu,aku pasti langsung mengiyakan ajakan sahabatku saat dia butuh. Akhirnya aku langsung mandi dan buru-buru menuju rumah makan tempat Franky menunggu. Aku langsung memarkir mobilku dan ternyata mobil Franky sudah ada di sana.

“Sorry,Frank! Jalanan macet”, sapaku

“Biasalah,Jakarta”

“Lu udah pesen makan?”

“Belum,gua nunggu lu,nyet! Ya udah buruan pesen. Gue laper!”

Sambil menunggu makanan yang kami pesan datang akhirnya aku ingat,waktu telpon tadi Franky ingin bercerita sesuatu kepadaku.

“Oh ya,lu katanya mau cerita? Cerita apaan?”

“Gini bro,lu pernah ngasih kado valentine buat gebetan atau pacar ga? Lu biasanya ngasih apa?”

“Ya elah bro,gua aja ga pernah tau sama yang namanya pacaran. Kalo ngasih kado valentine ke orang sih pernah. Ke nyokap gua”

“Miris Vic! Kasian gue! Sampe gue mau ketawa gak jadi.”

“Maksudlu apaan,nyet?”

“Terus menurut lu,gue mesti kasih kado apa?”

“Menurut gue,valentine kasih coklat sama bunga udah biasa. Orang-orang lainpun ngasihnya begituan. Lu tau dia seneng apa? Atau lu pernah stalking dia lagi butuh apa?”

“Ehm,pernah sih. Dia lagi pengen belajar gitar. Dia kapan hari sempet bilang ke gua”

“Ya udah,lu beliin dia gitar. Oh,sama bawain bunga juga deh biar kesannya romantis”

“Okee deh,bro! Lu emang sahabat gue yang paling istimewa!”

Sekali lagi aku bilang,aku belum tau siapa cewek gebetan Franky. Bukan hakku juga untuk bertanya-tanya dan aku buka tipe cowok yang ingin ikut campur urusan orang. Franky memang orang yang berduit. Apapun yang dia mau pasti dia beli. Termasuk gitar yang ingin dia berikan ke Celly. Selesai makan,aku langsung menemani dia menuju toko alat musik yang lumayan besar di kota ini.

“Vic,lu ka jago main gitar. Pasti tau dong tentang gitar yang paling bagus”

“Tau sih,cuma ga tau di sini udah ada apa blom”

Sambil melihat-lihat sekeliling toko,langsung aku mengambil sebuah gitar aksutik yang aku idamkan sejak aku masih kecil. Taylor GT-30,berbahan mahoni dan memili senar nylon yang cocok bagi pemula.

“Frank,sini deh. Gue suka sama gitar ini. Bagus bahannya. Tapi harganya lumayan bro”

“Udah,gapapa. Tapi lu yakinkan ini bagus?”

“Iya,gue jamin!”

Akhirnya Franky mengeluarkan kartu kredit dari dompetnya. Bahagianya si Franky. Apapun bisa dia beli. Gak perlu berpikir panjang. Maklum saja,orang tuanya pengusaha sukses di 3 kota besar. Akhirnya kami segera pulang dan Franky langsung menuju toko bunga dan segera memberikannya kepada cewek gebetannya.

Kamis pagi,14 Februari. Bukan hari yang special bagiku di hari valentine ini. Bagiku ini cuma hari Kamis biasa. Aku langsung mengambil Hpku dan mengucapkan selamat hari valentine bagi mamaku. Tidak ada salahnya untuk aku juga mengucapkan selamat hari valentine ke Celly.

“Hai,Cell. Happy Valentine ya. Smoga di hari Valentine ini kamu bisa cepet nemu cowok deh. Biar kamu gak galau-galau terus”

Padahal sejujurnya,aku sangat mengharapkan Celly untuk bisa menjadi pacarku. Sudah lama aku ngobrol bareng dia,baik itu di kampus maupun cuma sebatas chat saja. Dan aku sadar kalo sebenarnya aku suka sama Celly. Tapi aku masih belum berani untuk menungkapkan itu. Lalu apa yang kalian tahu? Aku hanya bisa memendam rasa. Seolah-olah aku jatuh cinta sendirian hanya pada bayangannya yang seolah-olah bergerak mengikutiku. Aku hanya bisa jatuh cinta sendirian,seolah-olah Celly di benakku selalu. Di hari Valentine ini aku sudah menyiapkan kejutan buatnya. Aku memberikan dia sebuah tas berisikan satu bucket mawar putih.

Dear Celly,
Aku tahu kamu gak akan pernah tau. Aku sadar kamu gak akan pernah sadar kalo sebenarnya ada orang yang suka dan sayang sama kamu. Kalo kamu bertanya siapa? Aku orangnya. Aku sayang sama kamu. Happy val’s Day,Celly

From,
Secret Admire

Aku gak lupa melampirkan selembar surat di dalam tas tersebut. Bukannya aku takut dan berjiwa gentle,aku tau aku lemah kalo berurusan dengan wanita. Aku belum punya keberanian yang kuat untuk masalah-masalah seperti ini. Akhirnya aku hanya bisa meminta tolong bantuan sopirku untuk mengirimkan di rumahnya.

Pada malamnya,aku langsung mendapat BBm dari Franky. Keliatan dari gaya tulisannya sahabatku yang satu ini sedang senang sekali.

“Bro,coba tebak. Gua barusan ngapain?”

“Ngapain emang? Ketemu artis?”

“Bukan,coba tebak lagi”

“Apasih,ga usah basa-basi! Cepet,nyet!”

“Gua barusan diterima sama cewek gebetan gua. Gua seneng banget,bro! Besok kita makan-makan. Terserah lu yang pilih tempat!”

Aku bukannya senang karena dapat jatah traktiran,tapi aku senang sahabatku yang satu ini bisa merasakan yang namanya kebahagiaan. Percayalah,setiap orang-orang yang berharga di matamu,pasti kamu akan turut bahagia saat melihat mereka bahagia. Tapi aku penasaran,siapa cewek yang dia maksud

“Frank,emang sapa sih cewek lu?”

“Udah,lu pasti kenal kok”

“Siapa sih? Kasih tau lah!”

“Ya udah,besoklah gua beritau. Pokoknya malem ini jangan BBm atau telpon gua dulu ya. Gua lagi 
mau asik sendiri. Bhay!”

Ya begitulah yang namanya sahabat,kadang mangkelin,kadang nyolot,kadang cuma mereka yang paling bisa mengerti kita. “Sahabat sejati hadir setiap waktu,namun dunia perlahan pergi menjauh.” Kata-kata itu sudah menjadi andalan dari Franky tiap kali dia melihat akudown,tiap kali dia memaksaku untuk bercerita apa masalahku.

Keesokan harinya aku bertemu Franky di kantin kampus. Dia tampak sendirian. Aneh menurutku,cowok yang baru saja jadian tapi gak pergi dengan cewek barunya.

“Frank,mana cewek lu?”

“Eh lu Vic. Dia masih ketemu dosen. Bentar lagi dia nyusul.”

“Siapa sih? Lu maksa gue buat kepo?”

“Hahaha. Pokoknya rahasia deh ya. Kalo lu jago stalking,lu bakalan tau sendiri. Bytheway,nanti 
malem gua ke rumah lu ya,sekalian mau ajakin makan.”

“Iya deh,longlast ya lu sama cewek baru lu. Jaga baek-baek. Jangan lu tinggal.”

“Beres deh,koko. Makasih”

Aku cukup tau bagaimana masalalu Franky,termasuk mantan-mantannya. Kalau aku boleh bilang dia termasuk cowok yang setia dan setiap kali dia pacaran pasti jangka waktunya lama-lama. Akhirnya aku meninggalkan Franky sendiri di kantin. Saat menuju perjalanan pulang,aku ketemu Celly menuju kantin.

“Hai,Cell. Mau ke kantin?”

“Iya nih Vic. Di tunggu cowokku. Mau ikut?”

“Ciyee,udah punya cowok? Ga usa deh,takut jadi obat nyamuk”

“Hahahaha..Udah ada dong. Oh gitu,ya udah aku ke kantin dulu ya”

Celly termasuk cewek yang setia. Selama kenal aku sempat bertanya-tanya tentang mantannya. Memang sih,dia baru sekali pacaran dan itu pun sejak dia SMP,tapi dia termasuk cewek yang baik dan perhatian menurutku. Dan semenjak mengetahui bahwa Celly punya pacar aku hanya bisa terdiam. Aku menyesal mengapa aku tidak berani mengungkapkan perasaanku? Dan aku teringat kata-kata Celly bahwa ia baru jadian dengan cowoknya kemarin,sama halnya dengan Franky. Franky bilang kalo dia mau menunggu ceweknya. Dan Celly juga bilang kalo dia mau ketemu cowoknya di kantin. Pikiranku sudah kemana-mana. Pikiran negatif sempat terlintas di dalam benakku. Aku hanya bisa terdiam,menunggu waktu selesai berputar. Ketika aku di dalam mobil,aku melihat Celly masuk ke dalam mobil Franky. Saat Franky memacu mobilnya,aku langsung segera mengikuti. Pikiranku kacau sudah seperti kehilangan arah. Aku tetap mengikut Franky,kemanapun arah mobilnya melaju. Dan ternyata benar dugaanku,dia menuju ke rumah Celly. Wajar saja,kalau kalian melihat cewek yang kalian cintai jalan berdua bersama sahabat kalian sendiri. Di sisi lain aku hanya bisa menyalahkan diri sendiri mengapa aku tidak berani mengungkapkan perasaanku? Di sisi lain aku hanya bisa melihat sahabatku bahagia. Sampai di rumah aku hanya bisa berdiam diri,berdoa sambil menahan air mata. Aku gak mau terlihat lemah di mata orang lain apalagi di hadapan Tuhan. Aku mengambil sebotol bir yang slalu ada di dalam lemari pendinginku berharap dengan dua atau tiga gelas bir ini bisa menenangkan pikiranku dan melupakan sejenak masalah ini. Namun apa yang kalian tahu? Bir bukanlah pelarian yang paling tepat. Aku masih saja memikirkan masalah ini. Aku sudah gak kuat lagi menahan sedih. Aku hanya bisa mengurung diri di dalam kamar dan menangis. Aku hanya bisa menyalahkan diriku sendiri. Pada malam itu,aku langsung memberi kabar ke Franky dan mengajaknya makan bersama pacarnya. Aku ingin melihat siapa pacarnya,kalau seandainya benar itu Celly,aku hanya meminta kepada Tuhan untuk memberi aku ketabahan dan kekuatan. Setelah berdebat lama,akhirnya dia menyetujui ajakanku.

Keesokan harinya aku menuju ke tempat yang aku janjikan. Aku sengaja datang lebih awal dari waktu yang aku tentukan. Satu jam dua jam aku bosan menunggu,ternyata Franky menyapaku,

“Hei Vic. Udah lama? Sorry,gua masih jemput Celly.”

“Hai Vic”,sapa Celly

Ternyata benar dugaanku. Mereka berdua sudah pacaran. Franky yang selama ini aku anggap sebagai sahabat sendiri,saudara sendiri ternyata bisa mengambil hati wanita yang selama ini aku cari. Celly,cewek yang selama ini aku berharap betul padanya ternyata dia lebih memilih sahabatku. Aku hanya bisa terdiam,termenung,menatap ke arah mereka berdua. Aku membayangkan seandainya aku bisa ada di posisi Franky. Lamunanku terhenti ketika Franky meneriaki telingaku.

“Woy,ngelamun aja terus”

“Oh,sorry Frank. Hai Cel!”

“Ada apa ini kok kamu tiba-tiba ngajak kami makan?” tanya Celly

“Gapapa Cel. Aku cuma pengen Franky ngenalin ceweknya ke aku sekaligus ngenalin ke aku. Eh ga taunya aku udah kenal dan dia temen kelasku sendiri.”

“Kan udah gua bilang,bro. Cewek yang aku deketin waktu itu temen kelas kita dan lu pasti udah kenal”

Senang melihat Franky dan Celly bisa bercanda bersama. Mereka bisa saling menatap mata satu sama lain,berbagi tawa satu sama lain. Aku juga ikut bahagia. Iya bahagia,bahagia di dalam kecewa sekaligus sedih. Aku hanya bisa berpura-pura tertawa melihat mereka bisa bercanda tawa bersama. Tapi aku gak kuat jika harus hidup dalam kemunafikan seperti ini. Aku tidak kuat bahagia dalam kepalsuan seperti ini. Akhirnya aku memberanikan diri berbicara di depan mereka berdua.

“Frank,gue tau lu sahabat gue yang paling baik. Gue tau lu mesti ada pas gue butuhin. Dan sekarang lu bisa bahagia kan? Lu udah dapet apa yang lu mau selama ini? Lu udah bisa dapetin Celly. Lu udah bisa ngalahin gue. Gue emang ga seberani lu kalo ngomongin masalah cinta. Gue minder kalo harus ngomonginnya sama lu. Secara lu cakep dari gue,lu lebih tajir. Mana ada cewek yang ga mau sama lu? Gue cuma bisa pesen sama lu,jaga Celly baik-baik. Jangan buat kepercayaan dia hilang gara-gara sifat lu. Gue percaya lu bisa jaga sikap. Inget waktu lu susah payah ngejar-ngejar dia.”

“Bentar-bentar,maksud lu apa sih,Vic?!” balasnya dalam nada tinggi

Aku gak menghiruakan kata-katanya,waktu itu aku hanya bisa menahan air mata dan menahan kecewa. Aku tau mataku sudah berkaca-kaca tapi aku tetap memaksa perasaanku untuk tetap kuat

“Cell,kamu inget waktu valentine kemarin ada yang ngasih kado tas sama sebucket mawar putih? Inget? Itu aku,Cell. Oke,aku jujur sekarang sama kamu. Aku sebenernya udah suka sama kamu sejak lama. Bahkan sebelum Franky kenal kamu. Awalnya aku cuma biasa-biasa aja kenal kamu. Tapi makin hari,aku nyaman ngobrol sama kamu. Apa aku salah kalo aku naruh rasa sama kamu? Aku Cuma gak berani bilang sama kamu. Soalnya......”

“Iya,soalnya apa,Vic? Soalnya lu banci?” Franky tampaknya sudah mulai marah

“Soalnya aku ga berani bilang ini sama kamu. Aku Cuma bisa suka kamu secara diam-diam. Aku lebih mendam perasaanku. Awalnya aku melihat pertemanan kalian biasa-biasa saja. Kalian saling tanya-tanya tugas,saling becanda bareng tapi lama kelamaan aku liat dan aku tahu kalo Franky suka sama kamu,Cell. Kebukti dari cara belajarnya dia yang berubah,kebukti dari sifat-sifatnya dia yang berubah. Aku gak mau merusak persahabatan demi seorang wanita. Soalnya aku tau pentingnya sahabat di mataku. Aku ga mau kehilangan mereka. Aku lebih memilih mengalah sama perasaanku sendiri. Tapi di sisi lain aku hanya bisa terdiam dan menyalahkan diri sendiri. Aku marah sama diriku sendiri. Terkadang aku ikut bahagia melihat sahabatku bahagia tapi terkadang juga aku marah sama diriku sendiri karena aku terlalu mengalah sama orang lain. Aku cuma bisa pesen sama kamu Cell. Kamu jaga baik-baik sahabatku. Terus ajarin dia jadi cowok yang lebih baik. Sabar hadepin sahabatku yang satu ini. Dan kamu tetep jaga perasaanmu sendiri ya,jangan gampang ribut kalo ada masalah sepele. Aku percaya sama kalian berdua. Longlast ya!”

Aku lega sekaligus sedih setelah mengatakan semua itu. Meskipun cowok,aku juga memiliki perasaan. Sama seperti manusia lainnya. Air mataku menetes saat bibir tak mampu lagi mengucapkan kata-kata. Saat hati tak mampu lagi membendung perasaan sedih bercampur kecewa ini. Aku segera pergi meninggalkan mereka berdua. Aku berharap banyak pada mereka.

Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa merasakan bagaimana jatuh cinta sendirian. Mereka hanya bisa menahan kecewa. Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendoakan. Mereka hanya bisa berdoa karena mereka lelah berharap. Harapan yang dulu tumbuh mulai kecil sekali hingga besar kemudian lama–lama menjauh. Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan berbeda dengan apa yang tidak diinginkan dan pada akhirnya mereka hanya bisa merelakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersyukur atas kegagalan??

Dongeng Sebelum Tidur

ALLAH MAHA PENCEMBURU