Simple Script
“Kalau memang sudah saatnya kita
bersama,kita pasti bersama. Namun jika tidak,seperti apapun usaha kita pasti
kita tetap akan terpisah.” - Rico
Selasa,8 Juli 2014.
Seperti inilah kehidupanku
sehari-hari sebagai mahasiswa semester akhir yang sudah bisa merasakan
kebebasan tugas-tugas maupun skripsi. Tinggal menunggu waktu untuk sidang akhir
dan ingin segera kuteriakkan kata, “LULUS” di depan muka dosen-dosen yang oernah
mengejekku.
Tidak ada yang berbeda sih antaar
aku dan teman-temanku yang lain. Kami sama-sama belajar. Kami sama-sama
merasakan pusingnya skripsi,kami sama-sama lelah untuk berhadapan dengan
dosen-dosen killer,tetapi ada satu
hal yang mebedakanku dengan teman-temanku yang lain kalau mereka sering
mendapat julukan mahasiswa kupu-kupu alias kuliah pulang-kuliah pulang,namun
aku sama sekali tidak. Setelah selesai semua urusan perkuliahan aku segera
mungkin kembali ke singgasanaku yaitu di Red Velvet Music Studio. Studio ini
merupakan salah satu studio terlengkap dan terbesar di kota Bandung.
Sebelumnya,perkenalkan namaku Frederico Hutama. Teman-temanku biasanya
memanggilku Rico. Selain sebagai mahasiswa semester akhir yang masih
dipusingkan dengan sidang akhir aku juga berprofesi sebagai vokalis band. Seven
Sky,itu nama bandku. Membahas sedikit deh ya tentang bandku ini,kata
orang-orang sih bandku ini lumayan bisa menjual nama ketimbang band-band
pendatang baru yang lainnya. Memang sih,aku akuin umur band kita ga lebih dari
satu semester tapi kami mampu kok bersaing dengan band-band senior lainnya.
Next,gue bakal cerita siapa gue
sebenernya. Dibalik karakterkuyang selalu ceria sebenernya gue ini orang yang
gampang sakit hati. Gue ini punya perasaan yang sangat peka. Asal kalian
tau,selama 5 bulan terakhir ini gue sering menjadi korban bullying temen-temen gue di kampus. Gue sempet mikir,mungkin mereka
sirik sama profesi gue sebagai vokalis band. Tapi ternyata gue salah,gue baru
sadar saat mereka tau kalo gue ini anak dari keluarga yang broken home. Gue akuin emang bokap nyokap gue cerai semenjak gue
SD. Gue udah terbiasa hidup menyendiri dan jauh dari kasih sayang orang tua. Terkadang
gue iri ngeliat temen-temen gue yang bisa jalan bareng keluarganya masing-masing.
Gue juga pengen ngerasain kebahagiaan
kayak yang mereka rasain. Gue coba terima sama kenyataan ini. Dan untungnya gue
merasa terbantu dan gue bisa menemukan kebahagiaan gue sendiri bersama
temen-temen gue dan cewek gue.
Mereka selalu ada buat gue,mereka
selalu support gue baik itu di dunia kampus maupun di dunia musik. Gue salut
dan bangga punya mereka apalagi cewek gue. Cewek gue namanya Christy. Maria
Christy Angelica tepatnya. Keren kan namanya? HAHAHAHA..Gue kenal Christy gak
lama sih..yah,kira-kira 4 bulan yang lalu lah. Awalnya gue ga seberapa respect
sama Christy tapi makin lama dia bener-bener baik dan care sama gue.
Bandung,14 April 2014.
Sepulang kampus gue langsung
pergi ke tempat studio gue biasanya latian. Jadwal manggung pun udah di umumin
oleh manajer kami,Pak Roy.
“3 minggu lagi kalian bakal
perform di Paris van Java. Saya gak mau tau perform kali ini kalian harus lebih
ciamik dari perform
sebelum-sebelumnya.” suara Pak Roy dengan nada bersemangat.
“Yes,Sir!” timpal kami dengan
kompak.
Personil band kami sudah
menganggap Pak Roy sebagai ayah kami sendiri. Apalagi gue,saat gue kangen sosok
ayah,gue selalu meluk pak Roy hanya sekedar untuk bilang kangen.
Okey,back to topic. Sehabis latian,gue sengaja pulang paling cepet
diantara temen-temen gue yang lain. You
know lah,mahasiswa semester akhir harus ngejar skripsi. Pas gue keluar,gue
dikagetkan dengan suara cewek yang memanggil nama gue
“Rico! Tunggu!” Gue langsung
menoleh ke arah datangnya suara,”Iya,siapa ya?” tanyaku sopan. “Gue Christy.
Ini proposal lu ketinggalan di perpustakaan. Kebetulan rumah gue di sekitar
sini sekalian gue mampir buat ngasihin ini ke lu.” jawabnya
Gila! Bagaimana dia bisa tahu
kalau gue latian di studio ini? Perasaan pihak manajemen selalu merahasiakan
tempat latihan band kita.
“Kok lu bisa tau gue latian
disini?” tanyaku heran.
“Ada deh. Bukan Christy namanya
kalau ga tau apa-apa” jawabnya sinis
Berasa aneh baru kenal cewek tapi
tingkat kege-erannya udah tinggi
setengah mampus. Bukan apa-apa sih,cuma gue gak suka aja ngeliat cewek yang sok
jual mahal apalagi ini baru kenal.
Keesokan harinya di kampus gue
ketemu lagi sama Christy. Entah kenapa bibir gue gak sengaja manggil namanya
padahal gue rada risih liat muka cewek yang sok jual mahal itu.
“Hei Chris!” teriakku.
“Eh,lu Ric. Ada apa?” balasnya
dengan tersenyum.
“Kebetulan aja kita ketemu di
sini. Itu proposal lu gimana kabarnya?” tanyaku sambil menunjuk tumpukan kertas
yang ada di tangannya.
“Yah,begini lah Ric. Not bad lah.
Kalau punya lu gimana? Kapan rencana beresin skripsi?”
“Lagi on the way sih,Chris. Cuma ya gitu gue masih sibuk sama band gue.”
Christy ternyata orangnya enak
juga buat diajak ngobrol. Ternyata gue salah buat nilai dia. Yang tadi awalnya
aku nilai dia jutek lah,sinis lah,cranky
lah,ternyata dia itu orangnya seru dan nyambung kalau diajak ngobrol. Layaknya orang
yang baru kenal,akhirnya kami saling tukeran pin BB dan nomer HP. And damn
seriously,gue sering dibuat ngakak
sendiri pas ngebaca cerita-cerita darinya lewat BBM. Kami juga sering ngobrol
by phone. Hingga suatu hari gue berencana mengucapkan apa yang seharusnya gue
ucapkan dan mengeluarkan apa yang tak sepantasnya gue pendam.
Suatu malam,setelah selesai dari
perform,gue mengajak Christy ke salah satu sudut kota Bandung. Kalau kata
orang-orang sih,ini tempat yang paling romantis di Bandung. Makanya aku ajak
Christy ke tempat ini,supaya dia bisa terbawa suasana. HAHAHA...
“i was there for you in your
darkwst times. I was there for you in your darkest night........” sepotong
lirik MAPS dari Marroon 5 gue nyanyikan buat Christy
“Chris,jujur ya. Dulu gue sempet
risih sama lu. Gue sempet benci sama sifat sok jual mahal lu. Tapi semakin
kesini gue ngerasain beda. Ternyata gue salah nilai lu. Gue suka sama lu,Chris.
Gue sayang sama lu. So, Maria Christy Angelica will you be my girlfriend?”
tanyaku halus sambil memegang erat tangannya.
“Wow..you surprised me tonight! I’m
happy Rico! But sorry..i can’t. I can’t give you an answer tonight.” Jawab Christy
sambil melepaskan genggaman tanganku.
Gue hanya bisa terdiam dan
terpaku menatap matanya. Gue bingung harus berkata apa-apa lagi. Mungkin saat ini
kalau ada pilihan antara hasil skripsi ditolak atau perasaan yang
ditolak,guemending milih skripsi gue deh yang ditolak.
Christy selalu berusaha
menghiburku dan tetap mensupportku sebagaimana biasanya,tapi belakangan ini dia
pergi menjauh. Entah sudah berapa minggu gue tidak mendapat kabar darinya. Mulai
dari BBM sampai telpon tidak ada satupun yang pernah ada balasan darinya. Akhirnya
pada suatu hari malam gue mendapat chat BBM darinya.
“Rico,gimana kabarmu? Aku barusan
liat performu. You’re so cool as always,Ric! Sorry udah hampir 1 bulan ini aku
ga bisa ngabarin kamu ya. Aku mesti mikir lama dan ga pengen buat kamu sakit
hati lagi. Aku masih belum bisa move on dari Edo,Ric. Sorry. Aku tau,aku bodoh
sampe segitunya but this is life,Ric. Life is so mysterious. Sekarang aku
mau,kamu bisa ngejalanin hidupmu sebagaimana mestinya seperti dulu lagi ya. Seperti
waktu dulu kamu belum kenal aku. GoodLuck,Frederico Hutama.”
This message makes me paralyzed! Gue
hanya bisa duduk lemas sambil memikirkan rencana apa ke depannya. Akhirnya gue
putusin buat ketemu Christy malam itu. Gue cari keliling kota Bandung sambil
memikirkan satu tempat di mana Christy berada. Akhirnya gue inget dan ternyata
benar Christy ada di sini. Paris Van
Java. Gue langsung menepuk pundaknya dari belakang dan menghujaninya dengan
pertanyaan.
“Chris,lu apa-apaan sih? Maksud lu
ga jawab telpon sama chat dari gue apaan? Maksud lu ngehindar dari gue selama
ini apa?” tanyaku dengan nada tinggi
“Sorry,Ric. Sorry. Aku tau kamu
itu care banget sama aku. Aku cuma ga pengen nyakitin kamu itu aja kok.” Jawabnya
dengan jelas.
“Christy,dengeri aku. I don’t
force you! Aku gak akan pernah maksa kamu buat nerima aku. Selama itu keputusan
kamu dan kamu ngerasa itu yang terbaik buat kamu,aku pasti dukung kok.” Jawabku
dengan tenang sambil memegang ke dua pundaknya.
“Thankyou,Rico. Bahkan sampai
sekarang ini cuma kamu yang bisa bikin aku tenang.”
“Kalau memang sudah saatnya kita
bersama,kita pasti bersama. Namun jika tidak,seperti apapun usaha kita pasti
kita tetap akan terpisah.” Jawabku sambil menenangkan suasana.
2 minggu telah berlalu.Gue masih
tetap disibukkan dengan jadwal manggung. Kali ini tidak hanya di dalam kota Bandung
saja tapi Seven Sky udah mulai touring ke
beberapa kota tapi kesibukan gue yang seperti ini tetap tidak bisa membuat gue lupa
begitu saja dengan Christy. Gue seringkali melihat gallery handphone gue. Gue selalu ingat waktu kita selalu foto
bersama dulu. Gue membayangkan kalau seandainya Christy ada di sini dan bisa
melihat performku. Dan tiba-tiba di tengah lamunan gue,gue dikagetkan dengan HP
gue yang bergetar dan coba tebak siapa yang telpon? Yups,She’s Maria Christy
Angelica. Dengan nada sinisnya dia mengajakku untuk segera bertemu. Saat itu
perasaan gue seneng sekaligu gak percaya. Gue segera ijin ke Pak Roy,manager
kami dan segera cabut buat menemui Christy.
“Hei Chris,apa kabar? Tumben
kamu..?” belum selesai bicara kata-kataku sudah dipotong
“Rico,aku kangen. Aku udah nemuin
jawabanku. Aku yakin aku gak akan salah.” Jawabnya sambil memelukku.
Aku hanya bisa tersenyum dan
merasa nyaman di dalam pelukannya. Aku harap waktu akan berhenti sejenak dan
menyaksikan kami berpelukan seperti ini.
“I know what you mean,Chris.
Thank you for your answer. I love you,Maria Christy Angelica.”
Memang tidak ada yang pernah tau kapan saat-saat indah akan terjadi dalam hidup kita. Kita juga tidak bisa mengira-ngira apakah saat indah itu datang disaat yang kita inginkan atau tidak. Tetapi yang jelas,ketika saat indah itu datang kita akan merasa terkejut dan merasakan indahnya hidup.
Komentar
Posting Komentar